Israel Bersumpah Hancurkan Terowongan Hamas di Gaza Usai Bebaskan Sandera
JERUSALEM – Israel telah menyatakan rencana untuk menghancurkan sisa-sisa jaringan terowongan Hamas di bawah Gaza. Pernyataan ini muncul setelah adanya persetujuan dari Amerika Serikat (AS) dan akan dilakukan setelah semua sandera Israel dibebaskan. Pengumuman ini disampaikan pada Minggu (12 Oktober).
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengungkapkan bahwa operasi tersebut akan dilaksanakan di bawah "mekanisme internasional" yang dipimpin oleh AS, yang juga menjadi sponsor gencatan senjata di Gaza yang baru berusia tiga hari. Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen Israel untuk memastikan keamanan jangka panjang setelah periode pembebasan sandera.
Tantangan Utama Israel: Penghancuran Terowongan Hamas
"Tantangan besar Israel setelah fase pembebasan sandera adalah penghancuran semua terowongan teroris Hamas di Gaza," kata Katz dalam sebuah pernyataan. Penghancuran ini dianggap krusial untuk melemahkan kemampuan Hamas melakukan serangan di masa depan.
"Saya telah memerintahkan tentara untuk bersiap melaksanakan misi ini." Langkah ini menunjukkan keseriusan Israel dalam menindak ancaman yang berasal dari jaringan terowongan Hamas.
Jaringan Terowongan Hamas: Ancaman Strategis
Kelompok militan Palestina, Hamas, mengoperasikan jaringan terowongan di bawah Gaza. Jaringan ini memungkinkan para pejuang Hamas untuk beroperasi tanpa terlihat oleh pengintaian Israel. Terowongan ini telah menjadi elemen kunci dalam strategi militer Hamas.
Beberapa terowongan bahkan telah melewati pagar perbatasan ke Israel, memungkinkan serangan mendadak. Hal ini menimbulkan ancaman serius bagi keamanan Israel dan warga sipilnya.
Dampak Perang Sebelumnya
Banyak terowongan telah dihancurkan selama perang dua tahun yang dipicu oleh serangan lintas batas kelompok tersebut ke Israel pada 7 Oktober 2023. Namun, sisa-sisa jaringan ini masih menjadi perhatian utama.
Katz mengatakan bahwa sisa-sisa terowongan akan dihancurkan di bawah kerangka kerja perlucutan senjata dan demiliterisasi Hamas, yang direncanakan dalam tahap-tahap selanjutnya dari rencana gencatan senjata yang didukung AS. Penghancuran ini akan menjadi bagian integral dari upaya untuk menciptakan stabilitas jangka panjang di wilayah tersebut.
Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera
Hamas telah menyetujui tahap pertama dari rencana tersebut, yang mengarah pada gencatan senjata pada Jumat dan pada Senin seharusnya melihat pembebasan 48 sandera Israel, hidup dan mati. Gencatan senjata ini diharapkan dapat membuka jalan bagi solusi yang lebih komprehensif.
Sebagai imbalan, Israel diharapkan untuk membebaskan 250 "tahanan keamanan nasional", termasuk beberapa yang dituduh melakukan serangan mematikan, dan 1.700 warga Gaza yang ditahan oleh militer. Pertukaran tahanan dan sandera ini merupakan bagian penting dari perjanjian gencatan senjata.
Kompleksitas Fase Kedua: Tantangan di Depan
Namun, Hamas telah menolak seruan untuk melucuti senjata. Pejabat senior Hamas, Hossam Badran, mengatakan kepada AFP pada Minggu bahwa fase kedua dari rencana AS "mengandung banyak kompleksitas dan kesulitan." Hal ini menunjukkan bahwa negosiasi lebih lanjut akan diperlukan untuk menyelesaikan semua aspek rencana tersebut.
Ketidaksepakatan tentang perlucutan senjata mengindikasikan bahwa implementasi rencana gencatan senjata akan menghadapi tantangan. Upaya untuk menghancurkan terowongan dan mencapai stabilitas di Gaza akan menjadi proses yang kompleks.
Pernyataan ini disampaikan untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai rencana Israel, tantangan yang dihadapi, dan harapan untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Posting Komentar